Ketemu lagi sama ane Desert Fox, yang mau bahas tentang Swastika yuk langsung aja...
Mungkin masyarakat luas kebanyakan kini mengira lambang swastika adalah lambang dari Nazi jerman, sebenernya swastika itu lambang suci para umat Hindu merupakan contoh nyata tentang sebuah simbol religius yang memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang kompleks sehingga hampir mustahil untuk dinyatakan sebagai kreasi atau milik sebuah bangsa atau kepercayaan tertentu.
Yap disini ane hanya meluruskan kembali dan mencoba untuk
membuka mata kalian apa itu swastika yang sebenarnya.
Beberapa contoh penggunaan lambang Swastika, dari kebudayaan
India Kuno sampai komik Manga Jepang
Tim hoki es wanita dari Edmonton, Kanada, yang berfoto di
tahun 1916. Anda pasti sudah tahu lambang apa yang tercetak di baju mereka!
Bangunan yang berbentuk Swastika dan terekam melalui Google
Earth ini telah terkenal di jagad internet.Kalau anda menyangka bangunan ini
terletak di Jerman atau negara-negara netral yang tidak antipati terhadap Nazi
dan Hitler, maka anda salah besar! Sesungguhnyalah bangunan ini adalah markas
Angkatan Laut Amerika Serikat!
Beberapa gambar dari Swastika
Setiap melihat simbol di atas kita langsung teringat akan
pasukan Nazi dan Hitler sebagai pemimpinnya yang dengan begitu dahsyatnya
menguasai sebagian besar Eropa daratan dalam Perang Dunia II. Simbol tersebut
telah begitu melekat dan identik dengan Nazi Jerman sehingga banyak orang
menyangka bahwa ia diciptakan oleh Hitler, padahal aslinya tidaklah begitu!
Swastika merupakan salah satu simbol yang paling disucikan
dalam tradisi Hindu juga Budha, dan merupakan contoh nyata tentang sebuah
simbol religius yang memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang kompleks
sehingga hampir mustahil untuk dinyatakan sebagai kreasi atau milik sebuah
bangsa atau kepercayaan tertentu.
Diyakini sebagai salah satu simbol tertua di dunia, dia
telah ada sekitar 4000 tahun lalu (berdasarkan temuan pada makam di
Aladja-hoyuk, Turki), berbagai variasi Swastika dapat ditemukan pada
tinggalan-tinggalan arkeologis ( koin, keramik, senjata, perhiasan atau pun
altar keagamaan) yang tersebar pada wilayah geografis yang amat luas. Wilayah
geografis tersebut mencakup Turki, Yunani, Kreta, Cyprus, Italia, Persia,
Mesir, Babilonia, Mesopotamia, India, Tibet, China, Jepang, negara-negara
Skandinavia dan Slavia, Jerman hingga Amerika.
Jauh sebelum Perang Dunia II, swastika telah dikenal luas
oleh dunia sebagai simbol dari kebijakan dan belas kasih. Ia mewakili
pergerakan berkesinambungan – sebuah pergerakan seperti kincir yang digerakkan
angin atau air. Ia akan terus menerus berputar searah perputaran jarum jam dan
sebaliknya. Ketika berputar searah jarum jam ia mewakili energi alam semesta,
kuat dan penuh kecerdasan; ketika ia berputar berlawanan dengan arah jarum jam,
ia mewakili belas kasih. Ia juga melambangkan keharmonisan universal dan
keseimbangan dari hal-hal yang berlawanan.
Kata Swastika berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
tanda perwujudan diri.
Dengan kata lain, ia adalah sebuah tanda penjelmaan diri
sendiri, dan tanda seseorang yang telah mendapatkan pencerahan, secara umum
dianggap sebagai seorang Buddha (kata Buddha berasal dari bahasa Sansekerta,
India kuno, yang artinya adalah Sang Sadar, Orang Suci atau Nabi).
Karena itu Buddha dalam seni sering digambarkan mempunyai
tanda (swastika) pada dada atau telapak tangan mereka.
Kata Swastika umumnya dipercaya sebagai campuran dari kata
Su dan Asati. Su artinya baik dan Asati artinya ada atau hadir. Dalam tata
bahasa Sansekerta, bila dua kata digabungkan akan menjadi Swasti (-ka adalah
imbuhan yang merubah kata sifat menjadi kata benda). Bila turunan kata swastika
ini betul, maka arti harafiah katanya akan menjadi "biarlah kebaikan itu
nampak", sehingga lambang Swastika pun merupakan bentuk simbol atau gambar
dari terapan kata Swastyastu (Semoga dalam keadaan baik).
Simbol ini, yang dikenal dengan berbagai nama seperti
misalnya Tetragammadion di Yunani atau Fylfot di Inggris, menempati posisi
penting dalam kepercayaan maupun kebudayaan bangsa-bangsa kuno, seperti bangsa
Troya, Hittite, Celtic serta Teutonic. Simbol ini dapat ditemukan pada
kuil-kuil Hindu, Jaina dan Buddha maupun gereja-gereja Kristen (Gereja St.
Sophia di Kiev, Ukrainia, Basilika St. Ambrose, Milan, serta Katedral Amiens,
Prancis), mesjid-mesjid Islam ( di Ishafan, Iran dan Mesjid Taynal, Lebanon)
serta sinagog Yahudi Ein Gedi di Yudea.
Swastika pernah (dan masih) mewakili hal-hal yang bersifat
luhur dan sakral, terutama bagi pemeluk Hindu, Jaina, Buddha, pemeluk
kepercayaan Gallic-Roman (yang altar utamanya berhiaskan petir, swastika dan
roda), pemeluk kepercayaan Celtic kuna (swastika melambangkan Dewi Api Brigit),
pemeluk kepercayaan Slavia kuno (swastika melambangkan Dewa Matahari Svarog)
maupun bagi orang-orang Indian suku Hopi serta Navajo (yang menggunakan simbol
itu dalam ritual penyembuhan). Jubah Athena serta tubuh Apollo, dewa dan dewi
Yunani, juga kerap dihiasi dengan simbol tersebut.
Di pihak yang lain, Swastika juga menempati posisi sekuler
sebagai semata-mata motif hiasan arsitektur maupun lambing entitas bisnis,
mulai dari perusahaan bir hingga laundry.
Untuk kebudayaan Barat, seperti Yunani, Celtic, Finlandia,
dan beberapa budaya asli, Swastika juga sebuah simbol yang sangat penting. Ini
paling banyak digunakan untuk seni busana, arsitektur, keramik, dan seni ukir
atau patung.
Kebudayaan Barat menamakannya roda penerangan. Di Tiongkok
diketahui sebagai simbol Wan.
Wan mempunyai kesamaan bunyi dengan sepuluh ribu, sebuah
angka yang sering digunakan untuk mencakup semua penciptaan alam semesta.
Saat Adolf Hitler memakai Swastika pada lencananya, ia
berharap kekuatan alam semesta dapat dimilikinya. Swastika-nya sendiri sedikit
berbeda dengan swastika standar karena berbentuk "sinistrovere"
(miring ke kiri sekitar 45 derajat). Sejak itu, dunia-baru telah mengaitkan
Swastika dengan rejim dan ideologi Hitler. Di Jerman, simbol ini masih terlihat
dan punya pengertian yang tidak baik sampai kini.